Minggu, 05 April 2015

Jangan?

Manusia diciptakan sebagai makhluk yang menjadi penentu segalanya. Penentu kehidupan, penentu takdir, dan sebagainya. Dan ketika kita menjadi seorang penentu, kita diberi pilihan. Pilihan untuk melakukan, dan untuk tidak melakukan. Banyak di antara kita memilih untuk pilihan yang ke dua. Tidaklah salah, namun benarkah itu pilihan yang tepat?

“Jangan”. Kata ini sangat tidak asing di telinga kita karena seringlah diucapkan oleh orang-orang di sekitar kita. Jangan seperti itu, jangan seperti ini. Perintah-perintah seperti itu sering kita dengar, dan memang, ketika ada perintah seperti itu, kita tidak akan melakukan hal yang dimaksudkan.
            Konotasi dari jangan adalah untuk tidak melakukan. Jika kita “tidak melakukan”, maka kita melenceng dari definisi manusia diciptakan. Tiada kata yang dapat mengartikan arti “jangan” secara gamblang, karena setiap sudut pandang mengartikannya sebagai suatu padanan kata yang memiliki definisi berbeda-beda. Lalu, definisi manakah yang benar?
            Mari kita kembali pada saat kita akan mengambil keputusan. Ceritanya, kita sudah bangun tidur. Pada saat kita bangun tidur, kita diberi dua pilihan: tidur lagi atau segera mandi. Ketika kita memilih untuk tidur lagi, maka kita berkata jangan segera mandi. Jika kita memilih untuk segera mandi, maka kita berkata jangan tidur lagi. Manakah yang tepat disebut sebagai konotasi negatif?
            Menurut KBBI sendiri, arti “jangan” adalah kata yang menyatakan larangan. Ketika kalian melihat larangan, maka pikiran negatif pun timbul. Namun, seperti yang sudah disebutkan, tidur lagi adalah hal negatif, dan ketika kita meletakkan hal negatif pada hal negatif, maka hasilnya adalah positif! Betul?
            Seorang manusia pun berkata jangan tidaklah semudah membalik telapak tangan. Jika kalian berkata jangan, maka kalian telah memikirkan matang-matang mengapa kalian tidak akan melakukan hal itu. Karena, jika tidak dipikir dengan matang-matang, mungkin dalam waktu singkat, kata “jangan” berubah menjadi “lakukan”. Bisa saja, dan itu sering terjadi di lingkungan kita ini.
            Banyak orang yang cenderung berpikir pendek daripada berpikir panjang untuk berkata jangan. Padahal, tidak setiap pantas untuk “dijangankan”. Setiap hal pantas untuk dilakukan jika pada waktu yang tepat. Ya, memang ada pengecualian untuk hal itu. Tapi, terus berkata jangan, apakah hal itu baik untuk kita?
            Seburuk-buruknya manusia yang buruk adalah ketika mereka berkata jangan pada hal yang dapat membuat mereka maju. Setuju?
            Mereka berkata jangan pada hal yang seharusnya memacu mereka, dan ketika mereka berkata jangan, maka kualitas diri mereka akan menurun. Dan jika itu terjadi, mereka akan menjadi seseorang yang pesimis, dan akan berdampak pada frekuensi seberapa banyak mereka berkata jangan pada hal-hal lainnya. Karena mereka pesimis.
            Apa yang harus kita lakukan sebagai manusia yang didesain oleh Tuhan sebagai makhluk yang dapat berpikir cerdas dan logis pada setiap aspek yang ada? Tidak ada yang mengatakan kepada kita bahwa kita harus melakukan hal yang benar, karena manusia tidak luput dari kesalahan. Namun janganlah terlalu banyak menaruh negatif pada banyak hal. Siapa tahu, hal itu menjadi sesuatu yang berharga bagi kita. Benar?
            Hal ganjil di dunia ini adalah ketika kita tidak ingin mencoba. Cobalah sesuatu, rasakan perbedaan yang ada. Selalu berkata jangan bukanlah solusi dari pemusnahan polusi. Selalu berkata tidak bukanlah kebenaran dari tebakan. Selalu menjauh bukanlah hal besar dari peristiwa kasar. Hargailah semuanya, cobalah semuanya, rasakan semuanya!

            Kita bukanlah manusia jika tidak berusaha mencoba. Mencoba salah dan mencoba benar, keduanya sama-sama baik karena sama-sama memberikan solusi. Bukalah sudut pandang lain dari setiap peristiwa, karena belum tentu berkata jangan adalah hal yang berguna pula bagi kita maupun bagi orang lain. Pahami dan nikmatilah setiap kesan berharga ketika kita salah langkah. Karena kita tidak akan pernah mengenal benar jika tidak salah, bukan? 

Sabtu, 28 Februari 2015



Berbelanja Pada Suatu Hari di China

Pada tanggal 21 – 22 Februari 2015 di mall Surabaya Town Square Jl. Adityawarman No. 55 diselenggarakan acara Sunday Market dengan tema “Once Upon a Time in China”. Sunday dalam bahasa Indonesia artinya Hari Minggu, sedangkan Market dalam bahasa Indonesia artinya pasar atau toko. Sunday Market kira-kira bisa diterjemahkan kurang lebih sebagai Pasar Minggu. Sunday Market adalah event berisi bazaar dan hiburan yang ramai ditunggu-tunggu dan dikunjungi oleh warga Surabaya dan sekitarnya. Namun, acara yang diadakan setiap 3 bulan sekali ini tidak hanya diadakan pada hari Minggu saja tetapi selama 2 hari yakni pada hari Sabtu dan Minggu dengan open gate pukul 12 siang.
Tema acara Sunday Market kali ini adalah “Once Upon a Time in China”. Terjemahan kata-kata tersebut dalam bahasa Indonesia kurang lebih adalah “Pada Suatu Hari di China”. Maksudnya, acara tersebut bertemakan suasana pasar dan pertokoan di Negara China yang ramai oleh kegiatan jual-beli. Kebetulan pada 19 Februari 2015 umat Tionghoa merayakan Tahun Baru Imlek 2566 sehingga Sunday Market mengangkat tema yang berkaitan dengan perayaan besar umat Tionghoa tersebut. “Once Upon a Time in China” mengajak pengunjung Sunday Market untuk merasakan suasana kegiatan jual-beli dan bazaar menarik persis seperti di China dengan ornamen-ornamen berwarna merah seperti lampion khas china dan spanduk yang bergambarkan kambing api, karena menurut kepercayaan umat Tionghoa tahun 2015 adalah tahun kambing api.


Area Sunday Market terbagi menjadi 3, yaitu Flea Market, Food Market, dan Labels Market. Stan-stan Flea Market menempati posisi di depan panggung. Di sisi kanan dan kiri stan Flea Market adalah area Food Market. Sementara area Labels Market menempati area di sepanjang koridor kanan dan kiri mall. Ada ratusan stan yang menjajakan barang-barang maupun makanan-makanan  yang menarik sehingga pengunjung yang datang cukup ramai, dan semakin malam pengunjung semakin padat. Selain itu pengunjung juga dimanjakan dengan hiburan  Bintang tamu seperti Homogenic, Bottlesmoker, Danilla, Rasvan Adki serta penampilan dari Wayang Potehi, Wushu dan Barongsai sangat ditunggu-tunggu oleh pengunjung. Pengunjung juga bisa mendapatkan Sunday Paper, yaitu lembaran seperti majalah yang berisi segala artikel menarik yang berkaitan dengan Sunday Market. Sunday Paper juga dilengkapi dengan denah stan serta dilengkapi dengan desain yang menarik sehingga nyaman untuk dilihat dan dibaca.



Bagi pecinta kuliner, pasti bisa merasa puas dengan stan-stan yang berada di Food Market, banyak makanan-makanan menarik yang membuat pengunjung rela merogoh kocek sedikit lebih dalam dari biasanya. Ada juga makanan-makanan enak yang jarang bisa kita temui di pasaran, seperti kitkat stroberi, pepero, dan berbagai makanan enak nan langka lainnya.
Sedangkan bagi para shopper dan pecinta merchandise-merchandise lucu pasti juga sangat menikmati berbagai macam barang-barang yang dijajakan di area Flea Market dan Labels Market. Pengunjung juga bisa mengabadikan suasana di Sunday Market dengan berselfie ria karena pemandangan yang ada cukup mengesankan untuk diabadikan.
Sebagian besar masyarakat Surabaya dan sekitarnya yang menjadi pengunjung di setiap Sunday Market merasa puas dengan terselenggaranya acara yang semakin menarik dan inovatif. Karena itu, jika kamu ingin menghabiskan weekend mu dengan seru dan kuliner-kulinercantik serta pulang dengan membawa barang-barang berkualitas favorit kamu, kunjungi Sunday Market di mall Surabaya Town Square!