Senin, 02 Januari 2012

Gudang Tua yang Merana


Salah satu rundown acara RISKA 2011 adalah bernarsis ria di depan gedung tua di Jalan Gula. Gedung yang menjadi spot langganan foto pre-wedding, buku kenangan, dan tempat shooting film ini sebenarnya hanyalah gudang kosong sejak tahun ’90-an. Jangan salah, justru dengan tampilan antiknya, gudang ini menjadi mata pencaharian bagi tiga orang: Pak Sirat (66), seorang Arab, dan seorang Cina. 

Dibangun pada tahun 1877 oleh Belanda, kini gudang setinggi kira-kira 10 meter tersebut ditumbuhi pohon di dalamnya, dihias dedaunan di tembok-tembok luarnya, dan terkesan tidak terawat. Namun Pak Sirat (66) secara sukarela membersihkan daerah di sekitar gudang sejak setahun lalu. Beliau prihatin dengan keadaan gudang yang dijadikan obyek foto favorit masyarakat Surabaya. 

“Dulu di sini kan banyak bangkai tikus, bangkai kucing. Jadi mungkin mereka risih foto di sini. Tetapi sekarang sudah nggak begitu. Sudah bersih,” jawab Pak Sirat sambil sesekali menyapu sekitar gudang.

Menurut informasi dari Pak Sirat juga, gudang itu sekarang dimiliki oleh seorang Cina yang mengontrak kepada seorang Arab. Namun karena si orang Arab ini entah ke mana, si orang Cina membuat peraturan sendiri bagi siapa saja yang ingin menyewa, dikenakan biaya 50 juta rupiah. Tetapi bagi yang ingin mengontrak, dikenakan biaya 100 juta rupiah per tahun.
            
“Ya kadang orang Cina itu kemari dan melihat-lihat gudang ini sebentar. Dan baru-baru ini dia menempatkan seorang penjaga di dalam gudang. Nggak dibayar. Cuma diberi tempat untuk tidur dan makanan seadanya,” tutur Pak Sirat lebih jauh.
             
Ditanya mengenai dirinya, pria yang berdomisili di daerah Perak ini menjawab seraya tersenyum, ”Kalau saya dari orang-orang yang biasanya foto-foto di sini. Sukarela-lah. Paling diberi uang berapa begitu atau makanan”.
            
Cerita mitos pun tak lepas dari gudang ini. Sesosok makhluk halus pernah tertangkap kamera turis yang berkunjung ke sana. Namun ia hanya menampakkan diri dan tidak pernah mengganggu pengunjung. 
             
Walaupun begitu, masih ada saja orang yang tega mencuri pintu besi di sisi gudang. “Sejak saat itu, pintu-pintu gudang ini ditutup untuk umum,” komentar Pak Sirat mengenai pencurian besi tersebut.
             
Meski sekarang gudang ini sekarang hanya dibuat spot foto-foto, tetapi gudang ini tetap menjadi saksi bisu perjuangan arek-arek Suroboyo bersama gedung lain yang terletak di kawasan kota tua Surabaya. Sebagai generasi muda yang baik, tugas kitalah untuk menjaga seluruh cagar budaya di Surabaya. Setuju?(mbc)

RISKA 2011: The Ultimate Power of Muslimah


Tik-tok-tik-tok. Pukul 08.00 tepat (27/12/11), rombongan gowesser berdresscode merah menyala berangkat menyusuri kota Surabaya. Acara tahunan SSKI V ini dipersembahkan khusus bagi muslimah Smalane kelas X sebagai alternatif liburan semester pertama. Diawali dengan berdoa singkat di Smala, berlanjut ke Genteng Kali-Bubutan-Tugu Pahlawan-JMP-Jalan Gula, dan berakhir di Taman Prestasi.

“Tujuannya? Untuk mengisi liburan dengan hal yang bermanfaat, mempererat ukhuwah, serta lebih bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan kepada kita,” komentar Rahma Yulia dari XI IA 8 tentang RISKA (Rihlah SSKI V Akhwat) 2011. “Ya kan, kita masih diberi nikmat sehat, dengan bisa gowes bersama, menghirup udara segar bersama. Itu patut kita syukuri,” tambahnya.
 
Di RISKA 2011, para peserta yang jumlahnya sangat ajaib, tidak hanya diajak gowes. Tetapi mereka juga membagi-bagikan sarapan gratis kepada tukang becak di sepanjang Jembatan Merah. Setelah itu, para peserta dibebaskan hunting foto di gedung-gedung tua Surabaya yang terletak di Jalan Gula.

Puas bernarsis ria, para peserta dan panitia menggowes lagi ke Taman Prestasi. Demi melepas lelah, beberapa panitia lain sudah menyiapkan sarapan yang langsung diserbu oleh gowesser. Tiba-tiba, Mbak Euis bersama Sabitha datang dan memberikan santapan rohani seputar penjagaan ukhuwah(*). Ba’da Dhuhur, permainan pos-posan khas SSKI V digelar. Medannya sedikit berbeda karena kali ini dilakukan di salah satu taman kota. 

“Seru, asyik banget. Banyak pelajaran berharga,” kata Latifa Dinar (X-9), salah seorang peserta RISKA 2011.
 
Hal ini diharapkan dapat menambah suplemen semangat untuk lebih memaksimalkan potensi akal, rohani serta jasmani para muslimah Smalane setiap waktu. “Acara yang menyehatkan dan menambah ilmu. Sayang, kurang partisipasi dari anak kelas X. Mungkin karena banyak yang nggak suka gowes. Semoga menjadi bahan evaluasi bagi pengurus SSKI,” komentar Rahma Aziza (XI IA 9) selaku Ketua SSKI V Akhwat yang juga menjadi panitia.

Hm… sayang lho yang nggak ikut. Mau tahu serunya RISKA? Nantikan RISKA 2012!(mbc)

(*)Persaudaraan (Arab)