Sabtu, 02 Juni 2012

Belajar dari Five Fight Win

            Smalane tentu sudah tahu bahwa tim basket putra Smala telah memasuki babak Fantastic Four dan akan bertanding hari ini (2/6) di DBL Arena. Walaupun hanya tim putra yang mampu menembus babak ini, bukan berarti kita bisa melupakan perjuangan yang telah ditempuh tim putri Smala. Kali ini, tim Joer-V akan mengajak Smalane untuk melihat kembali usaha dan semangat mereka yang tidak kalah kuatnya dengan tim putra.


SEMANGAT: Tim FFW saat melakukan toss

          Tim Joer-V pun berhasil mewawancarai salah satu pemain tim putri, yakni Kartika Wensdi Renantriandani dari kelas X-9. Dari sinilah kita bisa mengetahui dan mengagumi bahwa tim putri Smala yang akrab disapa Five Fight Win (FFW) ini memiliki semangat, motivasi, dan kerjasama tim yang luar biasa.
          Diakui Tika, sapaan akrab Kartika, FFW melalui serangkaian persiapan fisik maupun spiritual yang tidaklah mudah. “Dulu kita seminggu latihan dua kali, terus semakin mendekati DBL latihannya jadi tiga kali seminggu,” jelasnya. “Terus, ada juga Training Camp. Kami di-camp selama empat hari. Selain mempersiapkan skill seperti fisik dan lain-lain, juga ada pendekatan sama tim. Kita diberi materi-materi supaya lebih deket, lebih nyatu, lebih dapet feel satu sama lain. Kita sharing-sharing antara tim cewek, cowok, sama official,” lanjutnya.
          Tidak hanya itu, FFW juga menambah intensitas ibadah dengan melaksanakan Sholat Sunnah Tahajud. Mereka rutin membangunkan rekan sesama tim secara bergantian. “Caranya, tiap anak menelepon anak yang nomor jersey-nya satu tingkat di atasnya, dibangunin di telepon terus sampai bisa Tahajud. Kalo nggak bisa, ya lompat ke nomor berikutnya. Terus lanjut sampai nomor terakhir, salur-saluran gitu,” ujar pemain bernomor jersey 14 ini.
          Sudah sekian banyak rangkaian program FFW untuk mencapai target, dibarengi usaha sekuat tenaga dan berdoa. Lantas, bagaimana perasaan mereka saat menghadapi kenyataan bahwa mereka harus berakhir di babak Sweet Sixteen? Tika dengan panjang lebar menceritakan semuanya. “Ya, pertamanya kurang bisa ikhlas nerima kalau kita kalah, sampai ada yang menangis juga. Tapi yang lain juga saling nguatin,” ungkapnya. Tika juga menyadari bahwa masih banyak yang harus mereka benahi, termasuk teknik bermainnya sendiri. “Aku ngerasa permainan lawan Gloria di Sixteen kemarin itu bukan usaha maksimal yang kita keluarin. Kita masih bisa lebih hebat dari itu. Kita kemarin kurang berani. Ada yang beda gitu. Aku juga merasa bersalah sama tim, aku punya peluang poin banyak tapi aku nggak bisa manfaatin maksimal. Aku juga kurang tenang buat finishing,” akunya.

KOMPAK: Kebersamaan tim FFW


          Target mereka adalah berada di Big Eightdan mereka kehilangan satu langkah lagi untuk meraihnya. Namun, hal ini tidak menyurutkan semangat FFW. Mereka saling menguatkan satu sama lain, walaupun awalnya terasa perih saat kalah berlaga dengan Gloria. “Tapi sekarang udah mulai bisa nerima, kok. Sekarang udah melihat masa depan, nggak melihat yang lalu lagi. Pengalaman yang lama dilihat kalau latihan nanti aja supaya bisa dapat gambaran buat tahun depan jadi yang lebih baik,” pungkas Tika.
          Smalane, apa yang kita baca barusan adalah sebuah refleksi yang mungkin jarang kita lakukan. Meskipun perjuangan kita sudah maksimal, bisa saja kita menghadapi kegagalan. Dan di saat gagal, mungkin kita hanya bisa mengeluh dan terpuruk tanpa melihat ke depan, serta jarang melakukan introspeksi terhadap apa yang kita lakukan. Kita malah mencari kambing hitam dengan menyalahkan waktu, tempat, keadaan, dan bahkan orang lain, bukannya diri sendiri. Saatnya belajar dari FFW, tentang cara mereka berusaha keras, tetap berdoa dan menyerahkan semua kepada-Nya, saling menguatkan antar anggota tim, tidak menyalahkan keadaan, menerima kekalahan dengan lapang dada, dan menjadikannya pengalaman berharga serta motivasi untuk terus maju.
          Berusahalah untuk bangkit di saat kita jatuh dan evaluasi diri sendiri, batu sandungan apakah yang sudah menggagalkan kita kali ini. Sukses itu bisa diraih meskipun kita pernah gagal. Bisakah kalian meneladani FFW, Smalane? (ram/dia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar