Berdiam
di pinggir jalan, mulai datang dan menghampiri kendaraan satu persatu ketika
lampu merah mulai menyala. Dengan wajah polos khas anak anak, mereka datang
menghampiri kaca mobil, bernyanyi sambil bermain gitar, berjualan koran,
ataupun hanya sekedar menengadahkan tangan mengiba. Siapa yang tak pernah
melihat anak – anak seperti mereka? Bahkan di depan sekolah kita sendiri sering
terlihat pula gadis kecil yang sering mendekati dan membuntuti kita untuk
menjual korannya.
Banyak diantara
kita yang memandang sebelah mata anak – anak bernasib kurang beruntung seperti
mereka. Banyak diantara kita yang hanya tersenyum kecil tak peduli dan segera
menghindar ketika mereka datang menghampiri. Tak sedikit pula yang bersikap
acuh dan secara kasar menyuruh mereka untuk pergi. Memang terkadang kehadiran
mereka terasa mengganggu, tapi pernahkah berpikir bahwa itu semua sebenarnya
bukan salah mereka?
Senyum lepas Cita ketika berpose.(nhz) |
Seperti
tutur gadis penjual di depan sekolah yang sering kita lihat, Cita. Pernahkah Smalane
berkenalan lebih dekat dengannya? Tinggal dengan ibunya di jalan Ambengan, Cita
adalah gadis kecil berumur 9 tahun dan berada di bangku kelas lima di salah
satu SD Negeri Surabaya. Meskipun ketika diminta membaca judul koran yang
dijualnya ia menolak dengan senyum malu, beruntungnya Cita masih sempat
bersekolah. Berjualan di pinggir jalan sekitar Smala dari jam 11 siang ketika
pulang sekolah sampai malam, Cita mengaku memang ibunya yang memintanya untuk
berjualan, sedangkan ibunya sendiri tidak ikut dan hanya mengawasi Cita dari
kejauhan. Meskipun tak ada waktu untuk bermain dan belajar, Cita berucap “Ya
senang mbak, ikut membantu orang tua,” dengan senyum jenaka yang tulus.
Begitu
polos dan tulusnya anak jalanan seperti Cita, tegakah untuk bersikap kasar
dengannya? Walau terkadang memang sedikit menyebalkan, namun sempatkanlah untuk
berpikir apa yang membuat mereka bersikap seperti itu. Cita hanyalah satu
diantara banyak anak jalanan yang ada di sekitar kita. Yang masih beruntung
karena dapat merasakan bangku sekolah, tidak seperti anak jalanan lainnya yang
cenderung tidak peduli masalah pendidikan, bahkan ada beberapa yang ingin,
namun tak cukup beruntung untuk merasakannya. Maka dari itu Smalane, jangan
lagi lihat mereka dengan sebelah mata. Mari perbaiki diri kita dengan ikut
membantu, atau sekedar bersikap ramah dan tak acuh kepada anak – anak jalanan
yang bernasib kurang beruntung seperti mereka.(ai)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar