Senin, 24 Desember 2012

DIBALIK BALUTAN ABAYA HITAM, TERDAPAT KEMEWAHAN TIADA TARA


Judul diatas mungkin menimbulkan tanda tanya bagi orang yang membacanya. Sesungguhnya sayapun melewati proses itu. Untuk merangkai kata-kata tersebut menjadi sebuah judul yang dapat dipahami dengan mudah, saya melewati proses bertahap. Mudah-mudahan tulisan dibawah dapat mewakili judul diatas.
 Bagi sebagian besar orang di Indonesia, pemakai abaya hitam yang menutupi tubuhnya dari ujung kepala hingga ujung kaki, selalu dikaitkan dengan penganut aliran ekstrem. Persepsi ini muncul karena abaya hitam secara kontras kelihatan berbeda dengan cara berpakaian orang Indonesia lain pada umumnya. Mereka, para pemakai abaya hitam itu  selalu dianggap eksklusif, baik dari cara berpakaian maupun kehidupan mereka. Saya termasuk orang yang sedikit banyak terpengaruh oleh persepsi itu.
Persepsi saya berubah ketika saya berlibur ke Riyadh ibukota negara Saudi Arabia. Di negara ini, abaya hitam menjadi norma yang wajib dipakai sehari-hari oleh para wanita Arab di negara itu. Warna lain menjadi terlihat asing , seperti yang saya alami. Kerudung berwarna yang saya pakai mengundang pandangan semua mata kesaya. Belakangan saya tahu alasannya, karena saya berbeda dengan norma berpakaian mereka.
 Di kota ini, abaya berwarna hitam tidak cuma sekedar abaya, tetapi abaya berwarna hitam dengan jilbab yang juga berwarna hitam adalah dress code yang umum dipakai oleh para wanita di setiap lapisan masyarakat. Siapapun mereka. Tidak ada batas dan perbedaan, karena semua wanita wajib memakai abaya setiap keluar rumah dan ketika pergi ke tempat umum. Kesan eksklusif seperti yang saya lihat dan rasakan ketika di Indonesia terhadap pemakai abaya menjadi pudar. Jika di Indonesia, memakai abaya hitam adalah suatu pilihan pribadi, di Saudi Arabia memakai abaya hitam adalah kewajiban yang diatur lewat kebijakan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi.
. Lalu apakah abaya berpengaruh terhadap gerak dan gaul para wanita Arab ini? Saya berhasil mengamatinya lewat kunjungan-kunjungan saya ke beberapa tempat umum dikota itu terutama di mal. Kehidupan di kota Riyadh sendiri baru mulai sehabis shalat Isya. Pagi hari hingga sore hari, Riyadh seperti kota mati, jalanan sepi, pertokoan banyak yang tutup layaknya kota tanpa penghuni. Akan tetapi saat malam hari menyapa, jalanan di pusat kota Riyadh ramai seramai jalanan Jakarta setiap waktu. Pusat keramaian dan tujuan utama penduduk Riyadh adalah mal untuk pasar atas (upscale) yang didisain cantik dan luas. Saya pergi ke salah satu mal di Riyadh, Panorama Mall. Saya ingat ada satu saat dimana ketika saya tiba di pusat perbelanjaan itu mata saya serasa berada di tempat yang suram. Mengapa demikian? Dikarenakan, sejauh mata memandang, yang saya lihat hanya para perempuan yang semuanya mengenakan abaya hitam. Diantara para pemakai abaya hitam , saya juga banyak melihat para wanita Arab yang menggunakan cadar hitam. Sehingga jika dilihat-lihat secara keseluruhan, para wanita ini seperti membawa selubung hitam yang dapat berjalan. Kesuraman warna hitam yang dibawa oleh para wanita tersebut tidak dapat dikalahkan oleh cahaya lampu toko-toko brand international yang saling berkompetisi menjual produknya. Menariknya, bagi saya yaitu, para wanita Arab berselimut hitam ini, hilir mudik di mal besar tersebut dengan tas-tas belanja bertanda merek terkenal yang terdapat di mal itu.
Tangan mereka di kiri kanan penuh dengan tas belanja besar kecil bertanda kemewahan. Saya tertegun menyaksikan gaya belanja mereka. Mereka terlihat seperti histeris akan belanja. Maksudnya histeris akan belanja yaitu kelihatannya tingkat konsumsi mereka untuk berbelanja dan daya beli mereka sangat tinggi. Seringkali saya melihat para ibu dimana tangan yang satu digunakan untuk menggandeng anaknya, sedangkan tangan yang lain digunakan untuk membawa berbagai belanjaan dari berbagi macam brand. Mereka membeli berbagai macam brand seperti Michael Kors, Zara, Tods dan Bath and Beyond dll. Tidak jarang juga sang anak ikut membantu ibunya membawa belanjaan tersebut. Ini adalah satu hal yang berbeda yang saya temukan disini. Jika di Indonesia pemakai abaya hitam terlihat sangat sederhana dan tampil seadanya, disini mereka adalah orang-orang yang dapat berbelanja berbagai produk dengan brand internasional terkenal. Saya lantas bertanya-tanya dalam hati, “apakah mereka membeli baju bukan abaya, dan jika iya dan pasti iya, pada kesempatan kapan mereka akan memakai baju non abaya yang branded itu?”
Pertanyaan saya itu terjawab dengan sendirinya ketika saya pergi ke mal bernama Kingdom Tower. Mal ini dipenuhi oleh berbagai macam toko berkelas internasional yang jauh lebih banyak dibanding mal sebelumnya, dengan target pembeli yang jauh lebih high class. Salah satu keunikan di Kingdom Tower mal  tersebut adalah terdapat ladies floor yang khusus untuk. wanita. Lantai tersebut dijaga oleh satpam dan hanya perempuan yang boleh menikmati lantai tersebut. Didorong oleh rasa ingin tahu, saya naik ke ladies floor tersebut. Pemandangan di lantai itu membuat saya terkaget-kaget. Lantai itu dipenuhi oleh para wanita yang sudah tidak lagi berbalut abaya hitam seperti ketika mereka berada di lantai bawah yang non ladies floor. Mereka tidak lagi mengenaikan abaya, sekarang mereka memakai baju-baju modis seperti layaknya baju baju lain yang non abaya. Model dan warnanya pun bermacam-macam, jauh dari warna abaya hitam yang monoton.
            Jadi ini jawabannya. Para wanita ini membeli baju branded untuk dikenakan pada saat mereka mengadakan acara antar sesama wanita, sehingga mereka pun juga ingin membanggakan pakaian yang mereka kenakan. Pasti mereka juga mengenakannya dirumah ketika mereka berhadapan dengan muhrim mereka. Keluar rumah mereka kembali mengenakan abaya hitam yang seolah menjadi seragam bersama. Jadi saya tahu sekarang, bahwa di balik abaya hitam yang dikenakan oleh para wanita di Arab, terdapat baju-baju modis  bermerek internasional yang up to date. Di balik balutan abaya hitam seorang perempuan Arab ternyata, terdapat kemewahan tiada tara.(fbi)

3 komentar:

  1. alhamdulillah, akhirnya ada juga artikel seperti ini. Unik banget. Kalo bisa, dilengkapi gambar ya :)
    Btw, izin copas Dek. Diizinkan, kan???

    BalasHapus