Rabu, 21 Desember 2011

Digasak, Diolah, Dipamerkan

             Pendopo besar SMAN 5 Surabaya tiba-tiba penuh dengan sampah dan barang bekas di hari pertama Cereal 2011, Senin (19/12). Barang-barang tersebut berasal dari sampah di lingkungan sekolah, seperti kardus mi instan, daun kering, botol bekas, majalah, dan kertas koran. Sebelas tim dari sebelas generasi menggasak tong sampah, kantin, bahkan sekitar kamar mandi demi mendapatkan bahan-bahan yang mereka perlukan dalam waktu tiga puluh menit. Dan dalam waktu empat puluh lima menit berikutnya mereka harus tuntas mendaur ulang bahan-bahan yang telah dikumpulkan.
            Lomba daur ulang rutin digelar setiap kali Smalane selesai menghadapi pekan UAS dan remidi. Biasanya digelar sepaket dengan Cereal (Creativity of Smalane) di semester ganjil dan Cemol (Class Meet of Smala) di semester genap yang bekerjasama dengan SS Greenish Smala. “Tujuannya untuk membangkitkan kepedulian Smalane akan lingkungan sekolah mereka, mengurangi sampah di Smala, dan meningkatkan kreativitas Smalane,“ komentar Ramitha Janira (XI IA 7) selaku panitia Cereal 2011 dan ketua SS Greenish yang menjadi pengawas selama lomba berlangsung.

DAUN:  Seorang peserta menghias botol dengan daun kering yang berjatuhan di halaman Smala
       Tanpa membuang waktu, semua peserta langsung bekerja dengan cekatan ketika waktu  dimulai. Ada yang memulai dengan menggunting botol, memotong kardus dan koran, atau merangkai daun-daun kering. Para suporter tiap generasi berkumpul di sekitar pendopo besar untuk menyemangati tim generasinya. Seperti yang dilakukan Haqqyana (XII IA 9), “Ayo Lasso!“ berteriak-teriak heboh menyemangati tim Lasso.

BUKA TUTUP: Sebuah rak majalah buatan tim Lasso dari kardus bekas dan kain.
Setiap tim beranggota tiga orang dari kelas X, XI, dan XII. Ini menyebabkan ada generasi yang menghasilkan lebih dari satu produk. Seperti generasi Axi 5, Lasso, Classix, dan Djitoe (lihat tabel). Dominasi produk peserta masih berkisar pada peralatan sekolah seperti tempat pensil dan pigura. Namun tidak menutupi adanya suatu produk baru. Seperti sandal dari kardus dan daun kering yang dibuat oleh tim Classix atau kipas daun dari tim Djitoe.
Penilaian hasil karya daur ulang tersebut berdasarkan kreativitas dan manfaatnya. “Bu Mei dan Pak Kus yang menilai ini nantinya,“ tambah Ramitha ketika ditanya siapa juri lomba daur ulang. Penilaian sekaligus pameran karya akan berlangsung hari Rabu (21/12) yang bertepatan dengan Green Day-nya Smala. Hari itu juga, JTV direncanakan datang meliput acara tersebut.
INOVASI: Tim Classix dengan sandal all sizenya dari kardus yang dilapisi mozaik daun.

PENGHIBUR GALAU: Tim Angels berniat menghibur kegalauan Smalane dengan karya mereka yang mengandalkan tali rafia dan botol bekas.

AYO SEKOLAH: Proses pembuatan Simply bag, solusi alternatif nan ramah lingkungan dari Generasi Ssosh bagi yang sudah bosan dengan model tasnya.
Dengan diadakannya lomba daur ulang ini, predikat Smala sebagai Eco School yang berorientasi terhadap pelestarian lingkungan hidup tak perlu dipertanyakan lagi. Smalane, yuk sukseskan program cinta lingkungan demi Smala yang nyaman, bersih, dan asri. (mbc)

Berikut ini adalah tabel produk dari setiap generasi:
Generasi
Produk
Genj1
Angels
B3ST
4team
Limo
Classix
Djitoe
Arspan
Lasso
Ssosh
AXI 5
Parsel Natal
Penghibur Galau
Kotak tisu
Tempat pensil cantik
Tempat pensil
Sandal daun beserta kotaknya
Kipas daun, celengan botol, dan countdown 2012
Papan pengumuman
Pigura dan rak majalah
Simply bag
Pigura, kotak mulifungsi, dan vas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar