Jumat, 14 Februari 2014

Hujan Abu di SMA Negeri 5 Surabaya



Peristiwa meletusnya Gunung Kelud sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Gunung yang berlokasi di perbatasan antara Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang ini kembali meletus pada Kamis (13/2) pukul 22.49 WIB. Dampak dari bencana ini juga dirasakan oleh beberapa kota lain, salah satunya adalah Surabaya. Sejak dini hari, hujan abu turun di Kota Surabaya dan sekitarnya. Hal ini menyebabkan debu berterbangan dan kabut tipis yang menyelimuti Kota Surabaya. “Tadi waktu baru bangun tidur, aku juga kaget. Jarang Surabaya cuacanya gini. Malah awalnya aku kira ini hujan salju. Eh ternyata hujan abu.” komentar Purinda Gita, X IPA 9, saat ditanya mengenai hujan abu di Surabaya.
Di jalanan, tampak beberapa pengendara sepeda motor menggunakan masker untuk melindungi hidung dari abu yang berterbangan. Beberapa polisi pun membagikan masker gratis untuk pengguna jalan di beberapa pemberhentian. “Hari ini aku berangkat naik sepeda motor. Karna digonceng, aku gak bawa masker. Taunya di jalan ada yang ngasih masker gratis.” kata Agassi Fathurisma, X IPA 9. Selain udara yang tidak sehat, hujan abu juga menyebabkan kabut tipis, sehingga terbatasnya jarak pandang bagi para pengguna jalan. Oleh karena itu, dihimbau bagi pengguna jalan agar mengurangi kecepatan dan meningkatkan kewaspadaan dalam berkendara.
Hujan abu mengakibatkan kendaraan berdebu (hads)

SMA Negeri 5 Surabaya juga terkena dampak dari hujan abu. Sejak pagi, lingkungan Smala terlihat lebih kotor dari biasanya akibat debu dari hujan abu. Beberapa Smalane juga terlihat menggunakan masker. Menurut Alfredo Surya Pradana, salah satu siswa kelas X IPA 7, hujan abu membuat perjalanannya terganggu. Siswa yang bertempat tinggal di daerah Wiyung ini menggunakan jaket dan masker selama di perjalanan untuk melindungi diri dari hujan abu. "Lihat saja jaket sama tas jadi berubah warna gara-gara hujan abu", ujar Alfredo sambil menunjukan jaket dan tasnya yang berdebu.
Smala yang terlihat berdebu akibat hujan abu hari Jumat (14/2)

Turunnya hujan abu di Kota Surabaya juga mempengaruhi aktivitas pembelajaran di SMA Negeri 5 Surabaya. "Pelajaran olahraga di lapangan jadi tidak bisa dilaksanakan karena hujan abu, terpaksa pembelajaran dialihkan di aula atas, ada juga yang di kelas masing-masing", ujar Bapak Sukirin Wikanto, selaku guru olahraga SMA Negeri 5 Surabaya. Smalane juga dihimbau untuk menggunakan masker selama di sekolah karena udara yang tidak baik untuk kesehatan. "Kalau tidak terlalu penting, sebaiknya di dalam kelas saja", tambah Bapak Sukirin.

Lapangan tengah Smala yang tertutup debu dari hujan abu (hads)

Selain itu, tampak pula pemandangan yang berbeda di gerbang masuk SMA Negeri 5 Surabaya. Pak Danun, selaku satpam SMA Negeri 5 Surabaya harus menggunakan masker saat bertugas. Beliau mengaku bahwa hujan abu menganggu pekerjaannya. "daripada sakit lebih baik pakai masker saja, tadi saya juga membagikan beberapa masker untuk murid-murid disini", ujar Pak Danun.
Pak Danun yang sedang bertugas sambil memakai masker (hads)

Siswa-siswi SMA Negeri 5 Surabaya pun akhirnya harus dipulangkan lebih cepat dari biasanya karena himbauan dari Dinas Pendidikan Kota Surabaya demi keamanan dan keselamatan karena adanya kabar bahwa Gunung Kelud akan meletus kembali. Semua kegiatan lain di luar pembelajaran juga dibatalkan karena adanya larangan dari pihak sekolah untuk melaksanakan kegiatan di lingkungan SMA Negeri 5 Surabaya.
Sebenarnya, selain Gunung Kelud, juga ada beberapa gunung di Pulau Jawa yang diperkirakan akan meletus dalam waktu dekat. Oleh karena itu, diharapkan Smalane agar meningkatkan kewaspadaan dan menjaga kesehatan. (kal/dmn)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar