Minggu, 09 Februari 2014

Kata Katy Perry, ”Thanks God It’s Friday”. Kata Smalane, ”Jumat Ceria Paling Okey”


Konon, bulan Februari sering menjadi simbol dari bulan kasih sayang tetapi, karena smalane dinamis dan peduli maka rasa kasih sayang itu diaplikasikan terhadap lingkungan sekitar yang sangat memprihatinkan.  Berbagai cara telah diupayakan demi mewujudkan sekolah yang berstandar adiwiyata.
Dipilihnya beberapa calon perwakilan kader lingkungan merupakan langkah awal yang diambil smala untuk menjadi yang lebih baik. Kerja bakti adalah tema yang dipilih untuk jumat ceria kali ini. Semua Smalane diharapkan  untuk ikut serta dalam kegiatan ini, selain untuk penghijauan sekolah, pengaplikasian pelajaran yang berada di dalam kelas, kerja sama dan gotong royong pun juga termasuk tujuan dari kegiatan ini.
Pak Wiji, salah satu warga smala mengatakan bahwa dengan adanya kegiatan ini membuat keadaan di Smala menjadi lebih santai karena siswa-siswi mempunyai kegiatan tersendiri yang membuat tali persaudaraan antar individu  semakin erat. Tetapi, beliau juga berpendapat bahwa sebaiknya jumat ceria diadakan dengan kegiatan yang berbeda setiap bulan nya yang juga tetap mempunyai unsur kerja bakti. Untungnya salah satu aspirasi pak Wiji terwujudkan, yaitu membawa tanaman selain bunga. Pada Jumat ceria kali ini, anak- anak kelas X membawa berbagai macam tanaman, dari yang berproduktif hingga ke paku-pakuan. Sedangkan, kelas XI membawa unggas dan berbagai jenis ikan air tawar.
Respon dari Smalane cukup baik, bagaimana tidak? Semua Smalane berlomba-lomba untuk menanam tanaman yang telah dibawa ke wilayah sekitar Smala. ”Sebenarnya esensi global dari kegiatan ini adalah untuk langkah kecil menyelamatkan bumi, tapi ya Alhamdulillah kita juga fun apalagi bareng- bareng.” imbuh Aik, siswa X IPA 6.
Kicau burung pada pagi hari telah meramaikan suasana Smala yang non-polusi. Riuhnya telah menggantikan suara klakson mobil yang bersautan. Kandang merak telah dipenuhi oleh pendatang baru. Salah satu dari pendatang tersebut adalah burung hantu yang dibawa oleh XI IPA 8. Sayangnya, kurangnya lahan juga menghambat proses pemeliharaan ini. Untuk sementara, burung hantu ditempatkan di kandang lele.




burung hantu, Smalane baru (azk)





Tidak ingin kalah dengan yang lain, XI IPA 5  menyumbangkan 2 ekor ayam, lele dan nila. I know what’s on your mind, sumbangan- sumbangan yang telah diberikan murni keinginan dari smalane sendiri.
“Kita sih menyumbang tanaman gantung 10 buah, dan kita nggak keberatan kok.” Kata Alam  salah satu siswa SMA Negeri 5 Surabaya. Mereka pun mengaku bahwa dalam hal menyumbang berbagai tanaman atau hewan tersebut mereka melakukan urunan.
Pak Wahyu, salah satu guru Bahasa Inggris SMA Negeri 5 Surabaya mengatakan, “Acara ini sangat bemanfaat, mengurangi kejenuhan, penat batin siswa di sekolah, dan dengan seperti ini setidaknya para siswa bisa bertanggung jawab akan apa yang mereka tanam dan pelihara di Smala.” Koordinasi yang cukup rumit demi berlangsungnya acara ini telah terwujudkan. Mulai dari hasil diskusi tim lingkungan (kader) SMA Negeri 5 Surabaya, guru-guru PLH hingga disetujui oleh Kepala Sekolah.
Setiap kegiatan pun tidak lepas dari evaluasi agar menjadi yang lebih baik termasuk Jumat ceria. “Setelah selesai diadakannya Jumat ceria, kami mengadakan evaluasi agar Jumat ceria yang mendatang lebih baik.” Tutur Bu Hartini, guru biologi Smala. Wah,  semoga saja evaluasi berjalan lancar dan kedepannya lebih baik. Tidak lupa, amanah yang diberikan yaitu merawat tanaman maupun hewan yang sudah dibawa agar tidak layu ataupun mati. (dps/nom)

                                                      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar