Konon, bulan Februari sering menjadi simbol dari bulan
kasih sayang tetapi, karena smalane dinamis dan peduli maka rasa kasih sayang
itu diaplikasikan terhadap lingkungan sekitar yang sangat memprihatinkan. Berbagai cara telah diupayakan demi
mewujudkan sekolah yang berstandar adiwiyata.
Dipilihnya beberapa calon perwakilan kader lingkungan
merupakan langkah awal yang diambil smala untuk menjadi yang lebih baik. Kerja
bakti adalah tema yang dipilih untuk jumat ceria kali ini. Semua Smalane
diharapkan untuk ikut serta dalam
kegiatan ini, selain untuk penghijauan sekolah, pengaplikasian pelajaran yang
berada di dalam kelas, kerja sama dan gotong royong pun juga termasuk tujuan
dari kegiatan ini.
Pak Wiji, salah satu warga smala mengatakan bahwa dengan
adanya kegiatan ini membuat keadaan di Smala menjadi lebih santai karena
siswa-siswi mempunyai kegiatan tersendiri yang membuat tali persaudaraan antar
individu semakin erat. Tetapi, beliau
juga berpendapat bahwa sebaiknya jumat ceria diadakan dengan kegiatan yang
berbeda setiap bulan nya yang juga tetap mempunyai unsur kerja bakti. Untungnya salah satu aspirasi pak Wiji
terwujudkan, yaitu membawa tanaman selain bunga. Pada Jumat ceria kali ini,
anak- anak kelas X membawa berbagai macam tanaman, dari yang berproduktif
hingga ke paku-pakuan. Sedangkan, kelas XI membawa unggas dan berbagai jenis
ikan air tawar.
Respon dari Smalane cukup baik, bagaimana tidak? Semua Smalane
berlomba-lomba untuk menanam tanaman yang telah dibawa ke wilayah sekitar Smala.
”Sebenarnya esensi global dari kegiatan ini adalah untuk langkah kecil
menyelamatkan bumi, tapi ya Alhamdulillah kita juga fun apalagi bareng- bareng.” imbuh Aik, siswa X IPA 6.
Kicau burung pada pagi hari telah meramaikan suasana Smala
yang non-polusi. Riuhnya telah menggantikan suara klakson mobil yang bersautan.
Kandang merak telah dipenuhi oleh pendatang baru. Salah satu dari pendatang
tersebut adalah burung hantu yang dibawa oleh XI IPA 8. Sayangnya, kurangnya lahan juga menghambat proses pemeliharaan ini.
Untuk sementara, burung hantu ditempatkan di kandang lele.
burung hantu, Smalane baru (azk)
Tidak ingin kalah dengan yang lain, XI IPA 5 menyumbangkan 2 ekor ayam, lele dan nila. I know what’s on your mind, sumbangan-
sumbangan yang telah diberikan murni keinginan dari smalane sendiri.
“Kita sih menyumbang
tanaman gantung 10 buah, dan kita nggak keberatan kok.” Kata Alam salah satu siswa SMA Negeri 5 Surabaya. Mereka
pun mengaku bahwa dalam hal menyumbang berbagai tanaman atau hewan tersebut
mereka melakukan urunan.
Pak Wahyu, salah satu guru Bahasa Inggris SMA Negeri 5
Surabaya mengatakan, “Acara ini sangat bemanfaat, mengurangi kejenuhan, penat
batin siswa di sekolah, dan dengan seperti ini setidaknya para siswa bisa
bertanggung jawab akan apa yang mereka tanam dan pelihara di Smala.” Koordinasi
yang cukup rumit demi berlangsungnya acara ini telah terwujudkan. Mulai dari
hasil diskusi tim lingkungan (kader) SMA Negeri 5 Surabaya, guru-guru PLH
hingga disetujui oleh Kepala Sekolah.
Setiap kegiatan pun tidak lepas dari evaluasi agar menjadi
yang lebih baik termasuk Jumat ceria. “Setelah selesai diadakannya Jumat ceria,
kami mengadakan evaluasi agar Jumat ceria yang mendatang lebih baik.” Tutur Bu
Hartini, guru biologi Smala. Wah, semoga saja evaluasi berjalan lancar dan
kedepannya lebih baik. Tidak lupa, amanah yang diberikan yaitu merawat tanaman
maupun hewan yang sudah dibawa agar tidak layu ataupun mati. (dps/nom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar