Menempati ruang kelas XII IPA 6, XII
IPA 7, dan XII IPA 8, semarak oprec
S2LC (Smala Science and Linguistic Competition) 2014 hari kedua (Selasa, 04/02) terasa hingga sepanjang koridor di
depannya. Riuh rendah Smalane yang hendak berkontribusi pada kepanitiaan yang
satu ini menambah seru suasana sore hari. Diadakan sepulang sekolah mulai pukul
15.30 sampai 16.30, oprec yang rencananya
diselenggarakan dua hari bertutut-turut itu menyita perhatian banyak Smalane.
Oprec (Open Recruitment) kepanitiaan rasanya
memang sudah menjadi “ritual” khusus dalam pembentukan susunan panitia kegiatan
di Smala. Siapa saja boleh ikut, asal memenuhi syarat.
Namun, ada yang baru di oprec S2LC kali ini. Sebagai persyaratan
tambahan, Smalane yang mengikuti oprec
diminta menyerahkan koran baik baru maupun bekas sebagai “tiket masuk”. Dengan
berbekal satu eksemplar koran saja, Smalane sudah bisa mengikuti oprec berbagai sie hari itu. Sistem
penghitungannya adalah per hari, artinya bila hari itu sudah menyerahkan satu
eksemplar koran maka bebas mengikuti oprec
sie apapun, namun bila hari berikutnya mengikuti oprec lagi maka perlu memberikan koran yang lain lagi.
Koran "tiket masuk" oprec S2LC (rf) |
Sebenarnya, buat apa sih koran-koran
tersebut?
“Koran-koran
itu semacam bukti nyata kesungguhan Smalane buat ikut oprec S2LC ini gitudeh,” jelas Dika, X IPA 3, yang kala itu bertugas
jaga di pintu XII IPA 8. Di setiap pintu ruang kelas yang digunakan untuk oprec memang dijaga oleh beberapa BPH panitia
S2LC, yang selain mengawasi jalannya oprec
juga bertugas mengumpulkan koran “tiket masuk” dari Smalane.
Kebijakan koran “tiket masuk” yang
digencarkan panitia S2LC ini merupakan suatu inovasi baru yang berbeda dari
tahun-tahun sebelumnya. Menurut Alan, XI IPA 3, selaku Bendahara 1 S2LC 2014
ini, kebijakan tersebut merupakan ide bersama yang terlahir melalui musyawarah
BPH bersama dengan korbid kepanitiaan S2LC itu sendiri. Ternyata, selain
sebagai salah satu indikator kesungguhan Smalane dalam mengikuti kepanitiaan
yang satu ini, koran-koran tersebut juga turut menyumbang dalam segi materi
terhadap kelangsungan acara S2LC. Bagaimana tidak, setelah terkumpul koran-koran
itu nantinya akan dijual pada pengepul untuk kemudian hasil penjualannya
dialokasikan pada anggaran dana kegiatan S2LC.
Respon dari
Smalane terhadap kebijakan koran “tiket masuk” itu ternyata juga cukup positif.
Dinda, X IPA 6, salah satunya. Ia mengaku sudah ingin berpartisipasi dalam kepanitiaan
S2LC bahkan sejak masih duduk di bangku SMP. Tentang koran sebagai tiket masuk,
Ia tidak ambil pusing. “Kalo aku sih mikirnya positif aja, soalnya kalo butuh
koran berarti butuh dana banyak, berarti acaranya nanti bakal spektakuler!” ungkap Dinda ketika ditanya pendapatnya mengenai
koran “tiket masuk” tersebut.
Antrean panjang oprec S2LC hari kedua (hads) |
Oprec kepanitiaan S2LC memang cukup
diminati oleh Smalane, terutama bagi para “veteran” S2LC. Mereka yang telah
mencicipi serunya berkompetisi di ajang S2LC ketika masih SMP dulu tentu merasa
ingin menjadi bagian dari acara tersebut. Walau begitu, antusiasme Smalane
secara keseluruhan memang terbilang ramai. Tak heran, pada pelaksanaan oprec hari kedua, pendaftar membludak. Panjangnya
antrean ternyata tidak sebanding dengan “jam malam” yang telah ditetapkan
sekolah yaitu pukul 16.30 sore. Alhasil, oprec
yang dijadwalkan selesai dua hari terpaksa nambah
menjadi tiga hari. Oprec lanjutan tersebut
dilaksanakan hari ini (Rabu 05/02) sebagai tambahan waktu bagi Smalane yang
belum sempat melakukan wawancara.
Dari Smalane,
untuk Smalane. Memang begitulah prinsip yang tengah disosialisasikan panitia
S2LC dalam pelaksanaan oprec tahun
ini. Ide-ide segar seperti koran “tiket masuk” menjadi awal yang baik bagi
kegiatan yang telah dinanti-nanti ini. Setelah sukses dalam menyelenggarakan oprec sebagai langkah awal persiapan
S2LC, agenda selanjutnya adalah pengumuman hasil seleksi panitia dan pelaksanaan
pleno. Bergerak cepat dalam tahap persiapan, S2LC diharapkan sukses memberi
kesan positif bagi pihak ekstern maupun intern terhadap Smala maupun Smalane. (snf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar