Jumat, 04 November 2011

ADHOC: Diskusi Terbuka Ketua OSIS dan MPK

Hari ini (04/11) pada pukul 10.05 WIB, diskusi terbuka Calon Ketua OSIS-MPK dimulai. Bertempat di lapangan tengah dengan cuaca yang cukup terik, para calon Ketua OSIS-MPK duduk di bawah tenda biru di area utara. Sementara tiga orang juri yang terdiri dari Bu Pudji Astuti, Pak Kardiyanto, dan Pak Kardiman berada di sisi yang berlawanan. Acara dibuka dengan awalan meriah oleh Pak Yoyok selaku guru olahraga. Saat itu juga, Smalane mulai berkerumun di lapangan tengah.

Calon Ketua OSIS dan MPK menunggu giliran mereka di bawah tenda biru
Antusiasme para Smalane dalam mellihat diskusi terbuka Calon Ketua OSIS dan MPK
Empat aspek yang dinilai oleh para juri adalah penampilan, isi, konteks, dan argumentasi sang calon ketua. “Kami berharap yang terpilih adalah orang yang mempunyai karakter,” ujar Pak Kardiyanto selaku juri diskusi terbuka. “Ya, semoga lebih baik dibanding yang kemaren lah,” Tambah Bu Pudji Astuti.
Acara diskusi terbuka dibuka dengan penampilan pertama dari Faisal Wijaya dari kelas XI IA 8. Ia mencalonkan diri menjadi ketua MPK. Salah satu visinya adalah menjadikan MPK lembaga dedikatif SMAN 5 surabaya. Setelah menyebutkan visi dan misinya, tanggapan datang dari Pak Kardiyanto. Beliau berkata, “Tiga kata kunci yang kami tangkap adalah beda, transparan, dan konsulidasi. Beda disini beda yang seperti apa? Beda itu kan ada dua, beda berkarakter dan beda yang tidak berkarakter. Nah, beda yang disini ini beda yang seperti apa?”. Tanggapan itu dijawab secara tegas oleh Mas Isol –panggilan akrab Faisal Wijaya. “Tentu saja yang berkarakter ya, jadi diharapkan MPK menjadi lembaga yang solutif, inovatif, dedikatif, dan kreatif ...” ujarnya.Dan tanggapan-tanggapan dari juri lainnya pun ikut berdatangan. Sempat ada tanggapan dari Bu Pudji tentang penampilan Mas Isol, “Kalau bicara santai saja mas, jangan cepat-cepat,” ujar beliau. Namun, semua tanggapan yang diberikan juri bisa dijawab denagn tegas oleh Mas Isol. Setelah tanggapan dari juri, Mas Isol mengambil satu pertanyaan dari dalam Gelas kaca besar. Dan yang muncul adalah pertanyaan dari Berlian dari kelas X 4. Pertanyaan itu berbunyi, bagaimana pendapat anda bila berdiri organisasi ilegal yang akan merusak citra smala?. Mas Isol menjawab bahwa langkah pertama yang akan dilakukan adlah melindungi Smalane dari pengaruh buruk yang dibawa organisasi ilegal itu. Setelah melindungi Smalane, dalang dari organiasasi ilegal itu akan ditindak tegas sesuai peraturan yang berlaku. Penampilan pertama oleh mas Isol ini ditutup npada puku 10.21 WIB.
Penampilan kedua oleh Rachmad Adiasa dari kelas XI IA 4. Salah satu visinya adalah menjalankan badan MPK OSIS yang didalamnya sejalan dengan Smalane. Sama seperti sebelumnya, tanggapan mulai berdatangan dari para juri. Salah satu pertanyaan datang dari Pak Kardiyanto. Beliau bertanya, Jika terpilih nanti, aturan jenis apa yang akan dibuat agar Smalane nantinya benar-benar berjiwa Smala. Mas Rachmad menjawab yang pada intinya itu semua kembali kepada Smalane selaku warga Smala. Namun Bu Pudji menyanggah pernyataan ini. “Kalau dikembalikan pada Smalane buat apa kami milih kamu? Wong dikucilkan aja nggak bertindak apalagi gak dikucilkan?,”ujar beliau. “Maksud kami aturan seperti ap ayang akan dibuat dan sanksinya itu apa?,” tambahnya. Mas Rachamd menjawab, “...kalau sanksi tidak langsungnya ya teguran ya bu, tapi kalau sanksi konkretnya ya belum dipikirkan bu.” Kemudian saat sesi pertanyaan, Mas Rachmad mendapat pertanyaan “Jika ada ideologi satu dengan yang lain, bisakah ideologi ini bergabung menjadi satu?” Mas Rachmad dengan mantap menjawab, “ Yang penting ambil positifnya ideologi A dan positifnya ideologi B, maka akan menghasilkan ideologi baru yang lebih positif.”
Mbak Vidhya Hesty Setyorini dari XI IA 8 adalah kandidat yang mendapatkan giliran ketiga. Penampilan Mbak Hesty –panggilan akrabnya—disambut hangat oleh seluruh Smalane. Salah satu tanggapan datang dari Pak Dirman. “Bagaimana tentang kepercayaan orang tua terhadap kebijakan yang dilaksanakan nantinya?”. Mbak Hesty dengan mantap menjawab, “Pastinya menyampaikan esensi dari kegiatan itu, kan nantinya da komunikasi dua arah. Selai n itu, kita juga bisa mengkaji kegiatan itu sendiri.”

Vidhya Hesti saat memberikan tanggapan
Selanjutnya adalah penampilan dari Bianda Retno XI IS. Sama seperti kandidat-kandidat sebelumnya, setelah menyampaikan visi misinya, Mbak bi –panggilan akrab Bianda retno—diberi taggapan-tanggapan oleh juri. Setelah diberi tanggapan, Mbak Bi diberi pertanyaan lewat pengambilan dari gelas kaca besar yang ada. Pertanyaan datang dari Wira XII IA 5, “Bagaimana cara mengatur keuangan OSIS?” kiranya begitulah bunyinya. Mbak Bi menjawab yang pada intinya tentu saja dengan penggalangan dana yang efektif.

Bianda Retno Widyani saat menyampaikan visi dan misinya

Penampilan oleh calon ketua MPK diakhiri oleh penampilan dari Aviccena Akbar XI IA 3. IA bervisi untuk memeksimalkan kinerja MPK. Tanggapan datang dari dua orang juri. Bu Pudi meminta Mas Avis –panggilan akrab Aviccena Akbar—untuk menyanyikan lagu Smalane dan mengkaitkannya dengan program MPK nantinya. Setelah melakukan apa yang diminta, Pak Kardiyanto memberikan suatu pertanyaan yang membuat Mas Avis jujur akan apa yang ada. “Sebenarnya kamu yakin atau tidak mencalonkan diri menjadi ketua MPK?” dan Mas Avis menjawab jujur “Belum.”. Selanjutnya pertanyaan dari Suci X 4 yang berhasil dijawab dengan baik olah Mas Avis. Penampilan ini selesai pada pukul 11.01 WIB

Aviccena Akbar saat menjawab pertanyaan Suci X 4
Selanjutnya penampilan calon ketos (ketua OSIS) yang dimulai dengan penampilan Mas Prasetyo XI IA 5. Inti dari visinya adalah agar OSIS MPK menjadi wadah curhat, sahabat Smalane dalam menyalurkan aspirasinya. Pak Kardiyanto bertanya, “Curhat yang seperti apa?”. Beliau juga menanyakan program seperti apa yang akan dibuat. Mas Pras menjawab, “Dengan pendekatan personal,  jadi selama 3 bulan OSIS akan memberikan lembar evaluasi yang berisi tentang bagaimana kinerja OSIS, kekurangan kinerja OSIS, dan apakah yang belum terlaksana selama tiga bulan itu.”. Jawaban ini disambut meriah oleh Smalane.

Prasetyo membuka diskusi terbuka Calon Ketua Osis

Penampilan kedua calon ketos adalah Limpat Salamat XI IA 1. Visinya adalah membentuk Smalane yang berkarakter baik dan terfokus pada satu hal yang akan benar-benar ditekuninya. Misinya adalah menjalin komunikasi dengan Smalane, meningkatkan kinerja SS, dan membentuk keaktifan Smalane. Kemudian, Pak Dirman memberikan pertanyaan yang bunyinya “Bagaimana agar Smalane itu aktif dan berprestasi? Kan sejak 2009, prestasi Smalane itu sudah menurun.”. “Memfokuskan Smalane pada satu hal yang benar-benar akan ditekuninya dengan baik,” jawab Mas Limpat mantap. Pertanyaan selanjutnya datang dari Pak Kardiyanto. “Apa program andalanmu yang kamu anggap spektakuler?,” ucap beliau. Mas Limpat menuturkan secara jelas bahwa ia ingin merubah perisai menjadi lebih nggena’ lagin dibanding perisai-perisai sebelumnya. Setelah mengambil pertanyaan Smalane dan menjawabnya, penampilan Mas Limpat berakhir dengan tepuk tangan penonton.
Angga Nuansa XI IA 7 adalah kandidat dengan giliran ketiga. Setelah menyampaikan visi dan misinya, Bu Pudji lantas langsung mengajukan pertanyaan kepada Mas Angga. “Sebutkan karakter yang sudah ada pada Smalane dan karakter apa yang akan dibangun dalammasa pemerintahan kamu jika kamu terpilih?,” begitulah bunyi pertanyaan beliau. Mas Angga menjawab denagn yakin, “Tentunya dengan mengoptimalkan program apa yang sudah ada ya, seperti mengoptimalakan perisa, dan bukan hanya menghoptimalkan, tapi bagaimanakah hasil pasca perisai nanti nantinya? Dan juga mnegoptimalkan diklat-diklat SS.” Pak Dirman kemudian bertanya tentang proyeksi yang seperti apa yang akan membuat Smala terutama kesiswaannya semakin berkibar. Mas Angga menjawab, dengan mengoptimalkan semua wadah pembentukan karakter tapi tidak melewati aturan-aturan yang ada. Selanjutnya adlah pertanyaan undian. Dan pertanyaan yang terpilih adalah pertanyaan dari Fauzul X Akselerasi. Ia menanyakan, bagaimanakah jika ada calon yang sudah diberi amanah tapi tidak menjaga atau melaksanakan amanah tersebut. “Menurut say itu wajar ya, tapi setelah melihat keadaan atau situasi dari apa yang diamanahkan, pastinya ia akan tergugah untuk menjalankan amanah itu sebaik mungkin.” Jawab Mas Angga singkat.
Selanjutnya adalah penampilan dari Dewi Rosita  yang menyampaikan visi misinya yang berintikan pada Smalane yang lebih peduli, aktif dan inovatif. Pak Kardiyanto kemudian menanggapi, “Peduli, aktif, dan inovatif yang bagaimana?.”. Mbak eta’—sapaan akrab Dewi Rosita—menjawab, “Yakni dengan cara menyanpaikan esensi dari setiap kegiatan yang diikuti serta memaksimalkan kepanitiaan yang ada sebagai wadah pembentukan karakter Smalane.”. Pak Kardiyanto mengajukan pertanyaan lagi. “Cara jitu apa agar Smalane itu sadar untuk berkarakter Smalane sejati?,” ucap beliau. “Kembali lagi seperti tadi ya, ya dengan mengoptimalkan wadah pembentukan karakter seperti perisai, diklat, dll,” jawab Mbak Eta’ singkat.
Penampilan terakhir adalah oleh Rio Zulfahmi . Setelah menyampaikan visi misinya, Bu Pudji mengajukan pertanyaan yaitu mengenai perkembangan SS yang dananya sendiri itu masih belum tahu bagaimana.  Bu Pudji menanyakan tentang apakah mental kita yang terus menerus mencari sponsor atau minta-minta kan terus dilanjutkan ataukah bagaimana solusi terbaiknya. Mas Rio menjawab, “Kita bisa mendapatkan dana ya dengan berpikir inovatif ya. Kita memberikan kejelasan program yang akan dilaksanakan dan yang pasti inovasi baru mengenai penggalangan dana.”
Penampilan terakhir ini sekaligus menjadi penutupan dalam acara diskusi terbuka pada hari ini. Acara ini dilaksanakan dengan pas karena tepat sebelum dilaksanakannya sholat jum’at.(miw)

foto: dsp

2 komentar:

  1. Dek masih banyak banget typo nya >< jgn lupa cek dan ricek sblm ngepost ya...

    BalasHapus
  2. Btw Pak Kardiyanto itu siapa ya? Err.. guru mapel apa? Atau jangan2 maksudnya Pak Karyanto? Dan Pak Kardiman itu juga.. apa maksudnya Pak Dirman?

    BalasHapus