Suasana berbeda dapat dirasakan di SMAN 5 Surabaya kemarin, Kamis (10/11). Beberapa Smalane (sebutan untuk murid SMAN 5 Surabaya) tampak menggunakan kebaya, ada pula yang menggunakan kaos oblong sederhana layaknya pejuang zaman dahulu, ada yang menggunakan baju serta celana hijau loreng layaknya tentara, bahkan ada yang menggunakan jas dengan kemeja putih dibaliknya sambil membawa kertas bertuliskan kata-kata seperti “Reformasi”, menggambarkan dengan jelas pahlawan reformasi negara ini (mahasiswa Indonesia) saat berdemo di depan gedung DPR 13 tahun yang lalu.
BERAGAM: Smalane mengenakan baju pahlawan dalam memperingati Hari Paglawan Nasional smalane |
Memakai baju pahlawan merupakan salah satu cara SMAN 5 Surabaya dalam memperingati Hari Pahlawan Nasional yang jatuh tepat pada tanggal 10 November. Selain itu, Smala juga mengadakan lomba berpidato ala Bung Tomo dengan seorang perwakilan dari tiap gen sebagai pembaca pidato. Sebelum pidato dibacakan, setiap gen terlebih dahulu menyuarakan jargonnya. Panasnya matahari yang menyengat bukan lagi masalah, justru menjadi pembakar semangat.
MEMBARA: pidato Fakhruddin Wira (XII-5) membakar semangat gennya |
“Untuk keseluruhan lomba, yang dinilai adalah kekompakan dan kesesuain dengan tema. Sedangkan untuk pembacaan pidato sendiri, yang dinilai adalah intonasi serta penampilan pembaca,” jawab Pak Kus, guru Kesenian SMAN 5 Surabaya yang juga menjadi juri dalam lomba tersebut ketika ditanya mengenai faktor penilaian.
Tertawa saat ditanya apakah sudah ada peserta yang menurutnya telah mendekati sempurna, Pak Kus menjawab hanya ada 2-3 peserta yang menurutnya dapat mendeklarasikan pidatonya dengan baik. “Saya lihat masih banyak yang hanya membaca teks saja tanpa ada improvisasi, tapi juga ada yang sesuai dengan harapan saya meski hanya sedikit.”
Pak Kus sendiri sangat mendukung akan adanya lomba-lomba seperti ini di Smala. Menurut beliau, lomba ini dapat menjadi pengganti Cheerliar yang telah divakumkan untuk tahun ini bagi Smalane. “Saya berharap dengan lomba ini, kita semua sadar bahwa perjuangan masih belum selesai. Kita masih harus meneruskan perjuangan pahlawan-pahlawan yang telah gugur,” lanjutnya.
Ya, kita semua memang masih harus terus berjuang. Berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia, untuk memajukannya, dan untuk mengharumkan namanya. Di Hari Pahlawan, kita tidak hanya mengenang jasa para pahlawan, tapi juga menciptakan pahlawan-pahlawan baru. Pahlawan-pahlawan baru yang hebat, berani, dan yang tentunya bangga akan bangsanya sendiri. (ars)
Ya, kita semua memang masih harus terus berjuang. Berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia, untuk memajukannya, dan untuk mengharumkan namanya. Di Hari Pahlawan, kita tidak hanya mengenang jasa para pahlawan, tapi juga menciptakan pahlawan-pahlawan baru. Pahlawan-pahlawan baru yang hebat, berani, dan yang tentunya bangga akan bangsanya sendiri. (ars)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar