Di saat liburan semester sekolah, lebaran, tahun baru,
maupun liburan pekan yang hanya 2 hari serta libur hari besar lainnya. Singapura
merupakan negara yang banyak dilirik orang Indonesia sebagai destinasi liburan
mereka. Saat di tanya mengapa, kebanyakan menjawab "tidak dibutuhkan
banyak waktu untuk pergi ke negeri singa tersebut, kemudian banyak penerbangan
yang menjual tiket dengan harga yang relatif murah, lalu di Singapura pun
segala bentuk hiburan tersedia, dari belanja hingga taman hiburan, serta yg
terakhir, disana Bahasa Inggris tidak menjadi sesuatu yg penting, sehingga
Bahasa Inggris tidak perlu bagus-bagus banget." ujar salah satu anak yang
tidak mau disebutkan namanya.
Lalu apakah benar yang dikatakan oleh seorang supir
taksi yang taksi nya saya tumpangi beberapa bulan lalu? Dalam perjalanan, saya
dengan keluarga saya berbicara bahasa inggris dengan sang supir tersebut. Dia
pun awalnya menanyakan saya sekeluarga dr mana, kemudian dia blg bahwa dia
pernah sekali ke surabaya. Sang supir pun menceritakan keseharian dia menyupir
taksi tersebut. Tak lama kemudian, sang supir bertanya kepada ibu saya
menggunakan Bahasa Inggris "mam, how come your English is so fluent?"
ibu saya pun sepintas hanya tersenyum. Sang supir pun melanjutkan, "usually,
Indonesian people who comes to Singapore is only the rich one, but their
English is bad." Bayangkan, apa yang anda rasakan di saat ada seorang
supir taksi yang berkata begitu ke anda. Secara tidak langsung, dia sama saja
seperti mengejek orang-orang Indonesia. Tetapi mungkin yang dia bicarakan adalah
kenyataan yang dia lihat sehari-hari di Singapura.
Lalu saya berfikir mengenai apa yg supir itu katakan.
Jika dilihat, Orchard Road yaitu jalan utama Singapura selalu penuh dengan
orang Indonesia, baik pagi siang maupun sore. Sejauh mata memandang, saya
selalu melihat orang Indonesia dimana-mana. Dan selalu di tambah dengan
berbagai macam barang belanjaan bermerek yang mereka jinjing di kedua tangan
mereka.Akan tetapi disaat saya pergi ke beberapa museum di sana,
saya tidak menjumpai orang Indonesia sama sekali. Malah, saya satu2 nya orang
Indonesia disana, kebanyakan orang-orang yang mengunjungi museum itu berasal
dari Korea, Jepang, Cina dll. Awalnya, saya tidak seberapa menghiraukan
ketidakberadaan orang Indonesia di museum2 tersebut. Lalu, saya mengunjungi
kebun binatang nya, sama halnya dengan museum, orang Indonesia yang saya lihat
hanyalah temannya teman saya, yang bertemu tidak sengaja. Tetapi saat saya
pergi ke salah satu mall termegah di Singapura, saya menjumpai banyak sekali
orang Indonesia. Sama halnya, saat saya pergi ke salah satu taman hiburan
ternama di Singapura. Taman hiburan tersebut di dominasi orang Indonesia.
Kemudian, disaat saya berpapasan dengan orang2
indonesia tersebut di beberapa tempat, mereka berbicara dengan Bahasa
Indonesia. Saya lalu bertanya-tanya. "kok mereka nggak berkeliaran di
tempat-tempat ilmu pengetahun gitu ya, kok justru di mal-mal gitu, padahal
kalau dilihat-lihat, mal di Jakarta tidak kalah wow dengan mal-mal di Singapura, jika mereka bilang harganya jauh
lebih murah di Singapura, bedanya berapa banyak sih? Justru museum-museum di
Singapura yang jauh lebih wow
dibanding di Indonesia."
Melanjutkan pembicaraan dengan sang supir taksi. Dia
pun sering sekali melayani tamu Indonesia, dimana saat mereka berbicara
menggunakan Bahasa Inggris, Bahasa Inggris nya pun pas-pasan.Tak lama kemudian, sang supir pun berkata kalau dia
berasal dari Riau. Saya pun lantas terkejut. Bayangkan rasanya ada orang asli
Indonesia yang menghina sesama warganya, sangat keterlaluan.Tapi setelah saya melihat, saya sedikit setuju
dengan apa yang di katakan sama supir
taksi tersebut. Kalau emang benar apa
yang dikatakan oleh supir taksi tersebut bahwa yang ke Singapura
hanyalah orang-orang kaya tetapi tidak berilmu. Coba kita lihat di salah satu
negara di UAE, Dubai. Modernisasi nya sama seperti di Singapura, malah jauh
lebih modern. Kalau dijadikan sebagi tempat belanja, Singapura tidak ada
apa-apanya (kalah jauh). Tetapi
lagi-lagi, Bahasa Inggris lah yang menjadi penghalang mereka tidak kesana, terutama
Bahasa Inggris nya yang kemampuannya hanya sekedarnya saja.
Menyakitkan tidak? Warga bangsa kita sendiri di cap
sebagai warga yang hanya kemampuan ekonomi nya tinggi, tetapi sayangnya
kemampuan bahasa internasional nya jauh dari rata-rata.
Jadi apa yang akan kita lakukan untuk menghapus cap
terhadap warga Negara Indonesia. (fbi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar