Selasa, 19 Februari 2013

Cap Terhadap Orang-Orang Indonesia



Di saat liburan semester sekolah, lebaran, tahun baru, maupun liburan pekan yang hanya 2 hari serta libur hari besar lainnya. Singapura merupakan negara yang banyak dilirik orang Indonesia sebagai destinasi liburan mereka. Saat di tanya mengapa, kebanyakan menjawab "tidak dibutuhkan banyak waktu untuk pergi ke negeri singa tersebut, kemudian banyak penerbangan yang menjual tiket dengan harga yang relatif murah, lalu di Singapura pun segala bentuk hiburan tersedia, dari belanja hingga taman hiburan, serta yg terakhir, disana Bahasa Inggris tidak menjadi sesuatu yg penting, sehingga Bahasa Inggris tidak perlu bagus-bagus banget." ujar salah satu anak yang tidak mau disebutkan namanya.

Lalu apakah benar yang dikatakan oleh seorang supir taksi yang taksi nya saya tumpangi beberapa bulan lalu? Dalam perjalanan, saya dengan keluarga saya berbicara bahasa inggris dengan sang supir tersebut. Dia pun awalnya menanyakan saya sekeluarga dr mana, kemudian dia blg bahwa dia pernah sekali ke surabaya. Sang supir pun menceritakan keseharian dia menyupir taksi tersebut. Tak lama kemudian, sang supir bertanya kepada ibu saya menggunakan Bahasa Inggris "mam, how come your English is so fluent?" ibu saya pun sepintas hanya tersenyum. Sang supir pun melanjutkan, "usually, Indonesian people who comes to Singapore is only the rich one, but their English is bad." Bayangkan, apa yang anda rasakan di saat ada seorang supir taksi yang berkata begitu ke anda. Secara tidak langsung, dia sama saja seperti mengejek orang-orang Indonesia. Tetapi mungkin yang dia bicarakan adalah kenyataan yang dia lihat sehari-hari di Singapura.

Lalu saya berfikir mengenai apa yg supir itu katakan. Jika dilihat, Orchard Road yaitu jalan utama Singapura selalu penuh dengan orang Indonesia, baik pagi siang maupun sore. Sejauh mata memandang, saya selalu melihat orang Indonesia dimana-mana. Dan selalu di tambah dengan berbagai macam barang belanjaan bermerek yang mereka jinjing di kedua tangan mereka.Akan tetapi disaat saya pergi ke beberapa museum di sana, saya tidak menjumpai orang Indonesia sama sekali. Malah, saya satu2 nya orang Indonesia disana, kebanyakan orang-orang yang mengunjungi museum itu berasal dari Korea, Jepang, Cina dll. Awalnya, saya tidak seberapa menghiraukan ketidakberadaan orang Indonesia di museum2 tersebut. Lalu, saya mengunjungi kebun binatang nya, sama halnya dengan museum, orang Indonesia yang saya lihat hanyalah temannya teman saya, yang bertemu tidak sengaja. Tetapi saat saya pergi ke salah satu mall termegah di Singapura, saya menjumpai banyak sekali orang Indonesia. Sama halnya, saat saya pergi ke salah satu taman hiburan ternama di Singapura. Taman hiburan tersebut di dominasi orang Indonesia.
Kemudian, disaat saya berpapasan dengan orang2 indonesia tersebut di beberapa tempat, mereka berbicara dengan Bahasa Indonesia. Saya lalu bertanya-tanya. "kok mereka nggak berkeliaran di tempat-tempat ilmu pengetahun gitu ya, kok justru di mal-mal gitu, padahal kalau dilihat-lihat, mal di Jakarta tidak kalah wow dengan mal-mal di Singapura, jika mereka bilang harganya jauh lebih murah di Singapura, bedanya berapa banyak sih? Justru museum-museum di Singapura yang jauh lebih wow dibanding di Indonesia."

Melanjutkan pembicaraan dengan sang supir taksi. Dia pun sering sekali melayani tamu Indonesia, dimana saat mereka berbicara menggunakan Bahasa Inggris, Bahasa Inggris nya pun pas-pasan.Tak lama kemudian, sang supir pun berkata kalau dia berasal dari Riau. Saya pun lantas terkejut. Bayangkan rasanya ada orang asli Indonesia yang menghina sesama warganya, sangat keterlaluan.Tapi setelah saya melihat, saya sedikit setuju dengan  apa yang di katakan sama supir taksi tersebut. Kalau emang benar apa  yang dikatakan oleh supir taksi tersebut bahwa yang ke Singapura hanyalah orang-orang kaya tetapi tidak berilmu. Coba kita lihat di salah satu negara di UAE, Dubai. Modernisasi nya sama seperti di Singapura, malah jauh lebih modern. Kalau dijadikan sebagi tempat belanja, Singapura tidak ada apa-apanya (kalah jauh). Tetapi lagi-lagi, Bahasa Inggris lah yang menjadi penghalang mereka tidak kesana, terutama Bahasa Inggris nya yang kemampuannya  hanya sekedarnya saja. 

Menyakitkan tidak? Warga bangsa kita sendiri di cap sebagai warga yang hanya kemampuan ekonomi nya tinggi, tetapi sayangnya kemampuan bahasa internasional nya jauh dari rata-rata.
Jadi apa yang akan kita lakukan untuk menghapus cap terhadap warga Negara Indonesia. (fbi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar