Sabtu, 23 Februari 2013

Jamur Pilihan Tepat Memberi Pelajaran


               Beberapa hari yang lalu telah dibangun sebuah ruangan yang akan dipergunakan untuk membudidayakan jamur di SMAN 5 Surabaya. Budidaya jamur ini dipilih karena metode untuk membudidayakannya dapat dibilang mudah dan tidak memperlukan banyak tempat. Selain itu, dibidang IPA pada mata pelajaran Biologi ada materi yang membahas tentang Jamur atau Fungi ini. Mari kita tengok cara pembudidayaan jamur yang tepat dan materi pelajaran apa saja yang dapat diambil dari jamur ini.
                Jamur yang biasa dibudidayakan adalah jamur tiram atau nama latinnya adalah Pleurotus ostreatus. Jamur pangan yang dari kelompok Basidiomycota ini memiliki ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung. Maka dari itu jamur ini dinamakan jamur tiram, Jamur ini dipilih untuk dibudidayakan karena proses membudidayakannya lebih mudah dan banyak diminati untuk dikonsumsi. Namun jamur tiram akan optimal dibudidayakan pada habitat aslinya, yaitu di kawasan pegunungan atau di daerah dataran dengan ketinggian antara 400-800 meter di atas permukaan air laut (mdpl), serta memiliki suhu udara sekitar 20-28°C dengan tingkat kelembapan sekitar 70% sampai 80%. Namun, dapatkah Jamur tiram ini dibudiayakan ditempat yang panas seperti Surabaya?
                Membudidayakan jamur tiram ini dapat dilakukan dengan beberpa langkah. Pertama, membuat bangunan kumbung jamur dengan sirkulasi buka tutup. Buka tutup yang dimaksud adalah  menutup sirlukasi kumbung saat siang hari dan membukanya saat malam hari. Hal yang penting saat membuat kumbung jamur ini adalah atap yang memakai bahan yang menyerap panas seperti anyaman bambu. Sedangkan untuk masalah kelembabapan dapat dengan meletakkan wadah air didalam kumbung jamur untuk meningkatkan kelembapan udara. Kumbung jamur sebaiknya diletakkan didekat pepohonan
Langkah kedua setelah pembuatan tempat adalah cara menanam jamurnya. Langkah awalnya adalah Serbuk kayu gergaji dan kapur dolomit atau kapur bangunan diaduk rata. Tambahkan air secukupnya. Selama sehari semalam, campuran serbuk kayu gergaji dan kapur dikompos. Selanjutnya, tambahkan dedak dan gypsum, lalu diaduk rata dan ditambah air lagi secukupnya. Masukkan adukan itu dalam kantong plastik yang telah disediakan, dengan kepadatan tertentu. Setelah itu, masukkan cincin dari bambu dengan diameter 4 sentimeter pada bagian atas adonan, lalu plastik diikat. Polibag yang telah berisi adonan itu disusun dalam drum, lalu dikukus selama 8 jam. Selanjutnya, didinginkan sehari semalam. Bila sudah dingin, masukkan bibit jamur di ruang inokulasi secara serasi, dengan cara membuat lubang sedalam 6 sentimeter pada adonan itu. Perhatikan pula suhu ruangan, harus 28-30 derajat celsius, dengan kelembaban 92-96 persen. Setelah 15 hari di ruang inkubasi, pindahkan media jamur ke ruang budidaya. Tunggu 30-40 hari agar meselium jamur tumbuh putih merata.Lalu buka penutup media, dan jamur bisa dipanen 3-4 hari kemudian. Tanpa menebar benih kembali, pemanenan jamur pada media yang sama bisa dilakukan hingga lima kali.
Itulah langkah langkah membudidayakan jamur tiram dengan baik dan benar. Jamur ini dapat dikonsumsi sebagai makanan ringan ataupun dimasukkan dalam beberapa masakan. Jamur tiram pun telah dikenal sebagai makanan ringan yang nikmat untuk disantap ramai- ramai. Pembudidayaan tanaman ini di sekolah sangat berguna untuk para siswa karena dapat langsung belajar dengan media yang telah tersedia. (la)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar