Beberapa hari yang lalu telah dibangun sebuah ruangan yang akan
dipergunakan untuk membudidayakan jamur di SMAN 5 Surabaya. Budidaya jamur ini
dipilih karena metode untuk membudidayakannya dapat dibilang mudah dan tidak
memperlukan banyak tempat. Selain itu, dibidang IPA pada mata pelajaran Biologi
ada materi yang membahas tentang Jamur atau Fungi ini. Mari kita tengok cara
pembudidayaan jamur yang tepat dan materi pelajaran apa saja yang dapat diambil
dari jamur ini.
Jamur yang
biasa dibudidayakan adalah jamur tiram atau nama latinnya adalah Pleurotus ostreatus. Jamur pangan yang dari kelompok Basidiomycota ini
memiliki ciri-ciri umum tubuh buah berwarna
putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan
bagian tengah agak cekung. Maka dari itu jamur ini dinamakan jamur
tiram, Jamur ini dipilih untuk dibudidayakan karena proses membudidayakannya lebih
mudah dan banyak diminati untuk dikonsumsi. Namun jamur tiram akan optimal
dibudidayakan pada habitat aslinya, yaitu di kawasan pegunungan atau di daerah
dataran dengan ketinggian antara 400-800 meter di atas permukaan air laut
(mdpl), serta memiliki suhu udara sekitar 20-28°C dengan tingkat kelembapan
sekitar 70% sampai 80%. Namun, dapatkah Jamur tiram ini dibudiayakan
ditempat yang panas seperti Surabaya?
Membudidayakan
jamur tiram ini dapat dilakukan dengan beberpa langkah. Pertama, membuat
bangunan kumbung jamur dengan sirkulasi buka tutup. Buka tutup yang dimaksud
adalah menutup sirlukasi kumbung saat siang
hari dan membukanya saat malam hari. Hal yang penting saat membuat kumbung
jamur ini adalah atap yang memakai bahan yang menyerap panas seperti anyaman bambu.
Sedangkan untuk masalah kelembabapan dapat dengan meletakkan wadah air didalam
kumbung jamur untuk meningkatkan kelembapan udara. Kumbung jamur sebaiknya
diletakkan didekat pepohonan
Langkah
kedua setelah pembuatan tempat adalah cara menanam jamurnya. Langkah awalnya adalah
Serbuk kayu gergaji dan kapur dolomit atau kapur bangunan diaduk rata.
Tambahkan air secukupnya. Selama sehari semalam, campuran serbuk kayu gergaji
dan kapur dikompos. Selanjutnya,
tambahkan dedak dan gypsum, lalu diaduk rata dan ditambah air lagi secukupnya.
Masukkan adukan itu dalam kantong plastik yang telah disediakan, dengan
kepadatan tertentu. Setelah itu, masukkan cincin dari bambu dengan diameter 4 sentimeter
pada bagian atas adonan, lalu plastik diikat. Polibag yang telah berisi adonan
itu disusun dalam drum, lalu dikukus selama 8 jam. Selanjutnya, didinginkan
sehari semalam. Bila sudah dingin, masukkan bibit jamur di ruang inokulasi
secara serasi, dengan cara membuat lubang sedalam 6 sentimeter pada adonan itu.
Perhatikan pula suhu ruangan, harus 28-30 derajat celsius, dengan kelembaban
92-96 persen. Setelah 15 hari di ruang inkubasi, pindahkan media jamur ke ruang
budidaya. Tunggu 30-40 hari agar meselium jamur tumbuh putih merata.Lalu buka
penutup media, dan jamur bisa dipanen 3-4 hari kemudian. Tanpa menebar benih
kembali, pemanenan jamur pada media yang sama bisa dilakukan hingga lima kali.
Itulah langkah
langkah membudidayakan jamur tiram dengan baik dan benar. Jamur ini dapat
dikonsumsi sebagai makanan ringan ataupun dimasukkan dalam beberapa masakan.
Jamur tiram pun telah dikenal sebagai makanan ringan yang nikmat untuk disantap
ramai- ramai. Pembudidayaan tanaman ini di sekolah sangat berguna untuk para
siswa karena dapat langsung belajar dengan media yang telah tersedia. (la)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar