Selasa, 26 Februari 2013

Pendidikan Karakter Berbasis Lingkungan




                Di era globalisasi seperti sekarang ini, berbagai penemuan dan penyempurnaan teknologi mengalami perkembangan yang signifikan. Pengembangan dan penyempurnaan teknologi ini, didasari oleh kebutuhan manusia yang meningkat. Untuk menyeimbangi hal tersebut, para produsen meningkatkan produktivitas kerja. Yaitu, dengan mengembangkan teknologi atau mesin produksi yang digunakan untuk mempercepat dan meningkatkan kapasitas produksi. Akan tetapi, beberapa pabrik industri sering mengesampingkan faktor lingkungan. Seperti, pembuangan limbah industri yang tidak diolah terlebih dahulu dan polusi asap pabrik yang menimbulkan pencemaran udara. Dari hal inilah, kerusakan lingkungan mulai timbul.
                Permasalahan tersebutlah, yang mendasari pemerintah untuk berupaya mencegah terjadinya kerusakan lingkungan. Siswa-siswi sekolah yang merupakan generasi penerus bangsa diharapkan mampu mencegah terjadinya kerusakan lingkungan. Sehingga, pemerintah mempersiapkan pembelajaran lingkungan hidup sejak dini pada siswa. Yakni, dengan memasukkan pelajaran lingkungan hidup (PLH) pada kurikulum pembelajaran.  Tidak hanya sebatas teori-teori tentang lingkungan hidup. Tetapi juga, melalui praktek, bagaimana cara melestarikan kembali lingkungan yang kita singgahi ini.
                Seperti halnya, Smala yang banyak membuat berbagai kegiatan dan ide kreatif mengenai  pelestarian lingkungan. Sehingga, Smala ditunjuk sebagai salah satu perwakilan SMA Negeri di Surabaya dalam perlombaan Sekolah Adiwiyata.
                Kegiatan yang pertama ialah, dalam pembelajaran PLH murid-murid Smala yang akrab dipanggil Smalane, mempelajari berbagai teori mengenai lingkungan hidup. Tak hanya itu, Smalane juga mempraktekkan  pembuatan produk yang berbahan dasar dari barang yang tak terpakai ataupun dari sampah, yang sering disebut oleh masyarakat sebagai kegiatan recycle.  Barang-barang recycle tersebut, tak hanya digunakan sebagai penilaian pelajaran lingkungan hidup ataupun hiasan-hiasan untuk memperindah kelas. Tetapi juga, beberapa dari produk tersebut dijual agar mendapat suatu keuntungan. Sehingga, barang tersebut memiliki nilai jual. Yang kedua, yakni, pembangunan rumah jamur yang ditempatkan di Bak Pasir Smala. Pembuatan  rumah jamur ini, dinilai sangat menguntungkan karena dapat menghasilkan profit bagi sekolah. Dan juga, jamur yang sudah masak, dapat dinikmati oleh seluruh warga sekolah. Kegiatan yang terakhir, yakni, lomba kebersihan kelas. Terdapat dua kategori dalam perlombaan ini yaitu, kelas terbersih dan kelas terkotor. Sebelum setiap kelas dinilai oleh para juri. Smalane melakukan kerja bakti untuk membersihkan kelas masing-masing pada hari Jumat (15/02) di jam pelajaran ke-1 dan ke-2. Setelah itu, juri akan masuk ke kelas-kelas dan melakukan penilaian. Setelah proses penilaian, kelas XII-IPA 3 keluar sebagai juara pertama dalam kategori kelas terbersih dan kelas XI-IPA 2 keluar sebagai juara pertama dalam kategori kelas terkotor. Hasil dari perlombaan ini akan terus berubah setiap bulannya. Karena, setiap kelas akan dipantau lagi kebersihannya. Sehingga, dapat  memunculkan juara-juara baru setiap bulannya.
                 Namun, terdapat salah satu program yang juga dapat berperan dalam pelestarian lingkungan yakni, Galonisasi yang diadakan Smala dengan menggandeng SS Greenish untuk pengaplikasiannya. Dan program ini, bertujuan untuk penghematan air. Akan tetapi, program ini sudah tidak diberlakukan kembali. Padahal, penghematan air juga mengambil andil dalam pelestarian lingkungan. Pernyataan ini juga disampaikan oleh salah satu anggota Greenish, Hudiya X-8, “Galonisasi  itu sudah ada dari dulu. Tetapi, karena adanya miss com antara kakak kelas 11 dan kelas 12 (anggota Greenish), program galonisasi berhenti. Selain itu, para siswa di kelas yang nggak mau membeli dan mengembalikan galon yang sudah habis, juga menjadi masalah  utama program ini. Intinya galonisasi itu, program yang bagus. Tapi, pengaplikasiannya yang kurang.” Jelasnya
                Terpilihnya Smala sebagai salah satu perwakilan Surabaya dalam perwakilan lomba Sekolah Adiwiyata, merupakan kabar yang membuka mata dan pikiran Smalane mengenai pentingnya pelestarian lingkungan. Sehingga, terciptanya keseimbangan alam atau lingkungan dengan pola pikir manusia melalui pendidikan.(ddy)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar