Selasa, 29 Mei 2012

Abstrak, Sejuta Makna


Seni—satu kata yang mengandung banyak arti di dalamnya. Dan ketika arti-arti itu dijabarkan, bisa jadi terlalu sederhana, atau justru menjadi kompleks.

Mengutip dari Wikipedia, seni adalah proses dari manusia dan merupakan sinonim dari ilmu. Tak jauh berbeda dengan pendapat Bapak Fisika Dunia, Albert Einstein, yang menyatakan bahwa seni adalah sebuah cabang dari pohon yang juga memiliki dua cabang lainnya, yakni agama dan ilmu pengetahuan. Sedangkan pada waktu yang berlainan dalam film Midnight in Paris, Gertrude Stein (Kathy Bates) mengatakan bahwa seni ada sebagai penawar racun bagi kekosongan dalam jiwa seseorang.

Lalu, bagaimana dengan seni di mata Smalane?

Karya dari hasil luapan emosi seseorang.” –Antania XI IA 9, Kordiv Layouting SS Joer-V

Cinta. Seni dari hati. Kalo hati tidak beres, seni tidak beres.” –Bianda, Ketuas SS Karawitan

Seni itu ekspresi orang yang sifatnya abstrak tapi indah. Yang muncul pertama kali saat denger kata seni itu.. Bakat, keterampilan, hasil karya.” –Valmay X-7, anggota SS Tari


Seni itu sesuatu yang indah, yang bisa dinikmati. Jujur aja kalo denger kata seni, yang ada di pikiranku saat itu lukisan.” -Shafira Aulia XI IA 5, Ketua SS Tetris.

 Setiap orang punya pandangan yang berbeda-beda terhadap seni. Seni sendiri sulit jika harus didefinisikan, ia mempunyai banyak makna tergantung dari mana kita melihatnya. Bahkan seni itu tergolong sulit untuk dinilai karena setiap individu punya rasa sendiri-sendiri terhadap suatu hasil karya. Namun, dari seni pulalah kita belajar banyak hal. Keindahan, ekspresi diri, kepekaan, dan kreativitas adalah beberapa hal yang kita dapatkan saat kita belajar seni. Setiap detik kehidupan kita juga tidak jauh-jauh dari yang namanya seni. Lalu apakah Smalane sudah menemukan makna sesungguhnya dari satu kata sederhana ini?
           
  Ada satu pernyataan menarik dari seorang Smalane, Deafitri Puspitasari X-9, yang berpendapat bahwa seni di Smala masih belum berkembang dengan baik. “Kebanyakan masih mementingkan hal-hal di bidang akademis. Seni itu cuma jadi bahan dalam pelajaran, di luar itu masih kurang,” ujar salah satu anggota PSGS yang pandai bermain piano ini. Nah, bagaimana menurutmu? Apakah kita memang belum mengembangkan seni dengan baik? Kalau belum, yuk kita mulai dari sekarang! (ars/nla)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar