Seni—satu kata yang mengandung banyak
arti di dalamnya. Dan ketika arti-arti itu dijabarkan, bisa jadi terlalu
sederhana, atau justru menjadi kompleks.
Mengutip dari Wikipedia, seni adalah
proses dari manusia dan merupakan sinonim dari ilmu. Tak jauh berbeda dengan pendapat
Bapak Fisika Dunia, Albert Einstein, yang menyatakan bahwa seni adalah sebuah
cabang dari pohon yang juga memiliki dua cabang lainnya, yakni agama dan ilmu
pengetahuan. Sedangkan pada waktu yang berlainan dalam film Midnight in Paris, Gertrude Stein (Kathy Bates)
mengatakan bahwa seni ada sebagai penawar racun bagi kekosongan dalam jiwa
seseorang.
Lalu, bagaimana dengan seni di mata Smalane?
“Karya dari hasil
luapan emosi seseorang.” –Antania XI IA 9, Kordiv Layouting SS Joer-V
“Cinta. Seni dari
hati. Kalo hati tidak beres, seni tidak beres.” –Bianda, Ketuas SS
Karawitan
“Seni itu ekspresi
orang yang sifatnya abstrak tapi indah. Yang muncul pertama kali saat denger
kata seni itu.. Bakat, keterampilan, hasil karya.” –Valmay X-7, anggota SS
Tari
“Seni itu sesuatu yang indah, yang bisa dinikmati. Jujur aja
kalo denger kata seni, yang ada di pikiranku saat itu lukisan.” -Shafira Aulia
XI IA 5, Ketua SS Tetris.
Setiap
orang punya pandangan yang berbeda-beda terhadap seni. Seni sendiri sulit jika
harus didefinisikan, ia mempunyai banyak makna tergantung dari mana kita
melihatnya. Bahkan seni itu tergolong sulit untuk dinilai karena setiap
individu punya rasa sendiri-sendiri terhadap suatu hasil karya. Namun, dari
seni pulalah kita belajar banyak hal. Keindahan, ekspresi diri, kepekaan, dan kreativitas
adalah beberapa hal yang kita dapatkan saat kita belajar seni. Setiap detik
kehidupan kita juga tidak jauh-jauh dari yang namanya seni. Lalu apakah Smalane
sudah menemukan makna sesungguhnya dari satu kata sederhana ini?
Ada satu
pernyataan menarik dari seorang Smalane, Deafitri Puspitasari X-9, yang berpendapat
bahwa seni di Smala masih belum berkembang dengan baik. “Kebanyakan masih
mementingkan hal-hal di bidang akademis. Seni itu cuma jadi bahan dalam pelajaran,
di luar itu masih kurang,” ujar salah satu anggota PSGS yang pandai bermain
piano ini. Nah, bagaimana menurutmu? Apakah kita memang belum mengembangkan
seni dengan baik? Kalau belum, yuk kita mulai dari sekarang! (ars/nla)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar