Lukisan, nirmana, poster, dan
gelas-gelas hias adalah beberapa barang yang sering kita lihat di ruangan ini.
Tempat ini menjadi salah satu penghubung antara sisi Smala bagian selatan
dengan bagian utara. Ya, galeri kesenian. Lalu bagaimana awal munculnya galeri
kesenian ini?
Pak
Kushardiman selaku guru kesenian di Smala mengungkapkan bahwa dulunya galeri
kesenian ini adalah ruang keuangan. Karena belum memiliki tempat untuk
memamerkan karya seni siswa, Pak Suhariono, yang sebelumnya merupakan kepala
SMAN 5 Surabaya, memutuskan untuk mengalih fungsikan ruang keuangan sebagai
galeri kesenian.
Pak Kushardiman saat ditemui di pendopo kecil (22/5) (tir) |
“Sekitar
satu atau dua tahun yang lalu,” ujar Pak Kus saat ditanya mengenai waktu
diubahnya ruang keuangan menjadi galeri kesenian.
Tujuan
dibuatnya galeri ini tentunya adalah untuk memamerkan hasil karya seni siswa
sehingga dapat diapresiasi, namun ternyata tidak semua hasil karya dapat
dipamerkan di ruangan ini. Hanya yang mendapat nilai di atas 90 yang dipamerkan
di sana.
“Sebelum
rapotan rencananya akan diseleksi mana yang akan dipamerkan dan mana yang akan
dikembalikan kepada siswa untuk dibawa pulang,” ungkap Pak Kus.
Guru yang
mulai mengajar pada tahun 2008 ini, berharap akan adanya bantuan dari
pemerintah untuk membangun galeri yang tertutup sehingga hasil karya dapat
terjaga dengan baik. Selain itu Pak Kus juga berharap agar galeri tersebut
dapat menyimpan hasil karya seni digital.
“Saya
sering memamerkan video iklan karya kelas 10 yang berdurasi 1,5 menit pada saat
MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Seni. Makanya kalau ada karya seni
digital yang dipamerkan di galeri kesenian pasti akan lebih menarik,” saran Pak
Kus.
Pak Kus
dengan bangga mengungkapkan bahwa Smalane tidak hanya antusias dalam pelajaran
seni dari sekolah namun juga ekstrakurikuler seperti PSGS dan Tetris. “Tidak
hanya image eksak, di dunia seni juga tidak boleh kalah,” tutur Pak Kus
mengakhiri pembicaraan kami (Tim Joer-V) siang itu (22/5). (ars/nla)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar