Berjalan
di koridor kelas 11 SMAN 5 Surabaya, kita pasti akan melihat satu atau dua meja
yang sengaja ditempatkan di luar setiap kelas. Di atasnya, terdapat
bermacam-macam karya seni hasil kerja murid kelas 11. Ada ukiran yang terbuat
dari silikon, atau mug indah berlukiskan motif-motif cantik dengan warna beragam.
INDAH: Beberapa hasil karya seni dari silikon oleh kelas 11 (tir)
Karya
seni yang dipamerkan itu bukan hanya hasil kerja murid kelas 11, namun juga
merupakan inisiatif Muhammad Helmi Al Amri, guru seni rupa kelas 11. “Tulis
saja Pak Al Amri, pasti se-Smala tau,” ujar Pak Amri terkekeh. Berasal dari keluarga seniman, tidak heran jika bakat seni mengalir dalam diri beliau. Beliau menyalurkan kecintaannya pada seni dengan cara mengajar.
Mengajak muridnya untuk membuat karya
seni lalu dipamerkan di luar kelas memang merupakan inisiatif dari guru yang
telah mengajar sejak tahun 1990-an itu. Menurut beliau, seni ada untuk
diapresiasi. Merupakan suatu kebanggaan tersendiri jika orang lain dapat melihat hasil karya seni yang telah dibuat. “Jadi murid saya nggak hanya membuat karya seni lalu dibawa pulang,
tapi dipamerkan. Supaya orang dapat melihat dan menilai.”
UNIK: Hasil karya seni kelas 11 yang bermacam-macam bentuknya (tir)
Pak Amri juga memuji kepandaian murid-muridnya
yang dapat dengan cepat mempraktikkan apa yang telah diajarkannya sehingga
menghasilkan karya seni yang sekarang dipamerkan di luar kelas mereka. “Memang
ada yang hanya mengejar nilai, tapi nggak papa. Kan nggak semua anak tertarik
pada seni,” ucapnya.
Guru yang sedang berulang tahun ini terkadang memberikan
materi pelajaran yang berbeda-beda setiap tahunnya. Beliau memberikan tugas
sesuai dengan kemauan dan kemampuan siswa sehingga siswa dapat dengan enjoy
mengerjakannya. Beliau berharap ke depannya Smalane dapat lebih mampu
mengembangkan kreativitasnya dalam berseni.
Beliau juga berpendapat bahwa cara mengajar guru seni jaman sekarang harus diperbaiki. Terkadang ada guru yang menyalahkan muridnya sehingga membuat murid itu merasa tidak dihargai hasil karyanya. “Dalam seni, nggak ada yang namanya salah. Kesalahan itu bagian dari keindahan,” ujar guru lulusan IKIP Malang jurusan Seni rupa ini, sambil tersenyum. (ars/nla)
Beliau juga berpendapat bahwa cara mengajar guru seni jaman sekarang harus diperbaiki. Terkadang ada guru yang menyalahkan muridnya sehingga membuat murid itu merasa tidak dihargai hasil karyanya. “Dalam seni, nggak ada yang namanya salah. Kesalahan itu bagian dari keindahan,” ujar guru lulusan IKIP Malang jurusan Seni rupa ini, sambil tersenyum. (ars/nla)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar